Sabtu, 04 Juni 2011

Hmmm, Gurihnya Lele Blambangan

Ikan lele adalah jenis ikan konsumsi yang sudah akrab dikenal hampir di seluruh Indonesia. Di berbagai pelosok daerah dengan mudah dapat ditemukan warung-warung pecel lele sebagai sajian utamanya. Apalagi beberapa produk lele lainnya seperti lele asap, tepung lele, dan krupuk lele yang merupakan produk turunan yang mulai dikembangkan. Sehingga ke depannya konsumsi ikan lele akan semakin meningkat. Pak Najikh CEO PT Kelola Mina Laut (KML) pada Stadium General TIN berujar, bahwa bisnis dalam bidang makanan adalah bisnis yang sangat prospektif selama manusia masih memerlukan makanan sampai hari kiamat. Pernyataan ini mendukung opini bahwa budidaya lele merupakan bisnis yang sangat potensial.

Budidaya lelepun juga makin terasa mudah dengan banyaknya inovasi yang telah dilakukan. Jika kita mengetikkan "lele organik" pada om google maka akan banyak judul artikel yang akan muncul. Beberapa artikel tersebut juga akan mengaitkan dengan Banyuwangi. Lantas apa hubungannya? Ya, di Banyuwangi, terdapat beberapa orang yang telah berhasil mengembangkan budidaya lele organik sehingga menjadi lebih efisien dan ekonomis. Inovasi yang berhasil dikembangkan adalah tingkat kematian yang rendah (maksimal 5%), hemat pakan hingga 40%, masa pembudidayaan lebih cepat, dan daging lebih gurih.

Setelah itu, berlahan tapi pasti budidaya lele menjadi tren usaha tersendiri di Kabupaten Banyuwangi. Data statistik pada tahun 2005 menunjukkan bahwa produksi ikan tawar Banyuwangi sebanyak 200.720 ton atau setara dengan Rp. 1,53 miliar. Pada tahun 2006 produksi ikan tawar mengalami peningkatan sebesar 26,13 persen. Ikan tawar yang dihasilkan Banyuwangi pada tahun 2006 sebesar 257.873 ton atau sama dengan Rp. 1,85 miliar, dimana 72,8 persen-nya berasal dari jenis komoditi ikan lele. Fenomena ini menunjukkan bahwa pembudidayaan lele merupakan usaha yang prospektif.

Membahas "Bisnis Prospektif" tentunya tidak hanya dilihat dari peningkatan jumlah produksi saja, tetapi perlu diamati dari potensi pasar yang ada dan kemampuan pasar untuk menyerap hasil produksi. Letak geografis Banyuwangi juga sangat menguntungkan untuk memasarkan lele. Lokasi dekat dengan Bali dan berada di Propinsi Jawa Timur yang merupakan Propinsi terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta merupakan pasar yang sangat potensial. Jika tren ini mampu dijaga dan dikembangkan maka beberapa tahun ke depan bukan impian lagi jika Banyuwangi memperoleh predikat kembali sebagai Lumbung Pangan Nasional.

Bisnis ini juga patut dicoba buat teman-teman dari Banyuwangi yang telah menyelesaikan studinya. Banyak anak yang mengeluhkan sempitnya lapangan pekerjaan yang ada di Banyuwangi, sehingga mereka lebih memilih berkarir di luar Banyuwangi. Budidaya Lele merupakan bisnis yang patut untuk dikembangkan. Lapangan pekerjaan itu bukan hanya "dicari" tetapi bisa juga "diciptakan". So, jangan malu dan ragu-ragu untuk kembali ke bumi blambangan.

Buitenzorg, 4-6-2011 (15.03)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar