Sabtu, 16 April 2011

Untuk Petani (Taufik Ismail)

UNTUK PETANI

Taufik Ismail
MALU AKU MENATAP WAJAH SAUDARAKU PARA PETANI

(Puisi ini ditulis acara Taufik Ismail, Alumni FKH-IPB, untuk Temu Akbar Alumni IPB 200, Jakarta, 5 Juli 2003 )


Ketika menatap Indonesia di abad 21 ini

Tampaklah olehku ratusan ribu desa,

Jutaan hektar sawah, ladang, perkebunan,

Peternakan, perikanan,

Di pedalaman, di pantai dan lautan,

Terasa olehku denyut irigasi, pergantian cuaca,

Kemarau dan banjir datang dan pergi

Dan tanah airku yang

Digebrak krisis demi krisis, seperti tak habis habis,

Terpincang-pincang dan sempoyongan.



Berjuta wajahmu tampak olehku

Wahai saudaraku petani, dengan istri dan anakmu,

Garis-garis wajahmu di abad 21 ini

Masih serupa dengan garis-garis wajahmu abad yang lalu,

Garis-garis penderitaan berkepanjangan,

Dan aku malu,

Aku malu kepadamu.



Aku malu kepadamu, wahai saudaraku petani di pedesaan.

Hidup kami di kota disubsidi oleh kalian petani.

Beras yang masuk ke perut kami

Harganya kalian subsidi

Sedangkan pakaian, rumah, dan pendidikan anak kalian

Tak pernah kami orang kota

Kepada kalian petani, ganti memberikan subsidi



Petani saudaraku

Aku terpaksa mengaku

Kalian selama ini kami jadikan objek

Belum lagi jadi subjek

Berpulih-puluh tahun lamanya.

Aku malu.



Hasil cucuran keringat kalian berbulan-bulan

Bulir-bulir indah, kuning keemasan

Dipanen dengan hati-hati penuh kesayangan

Dikumpulkan dan ke dalam karung dimasukkan

Tetapi ketika sampai pada masalah penjualan

Kami orang kota

Yang menentapkan harga

Aku malu mengatakan

Ini adalah suatu bentuk penindasan



Dan aku tertegun menyaksikan

Gabah yang kalian bakar itu

Bau asapnya

Merebak ke seantero bangsa



Demikian siklus pengulangan dan pengulangan

Hidup kami di kota disubsidi oleh kalian petani

Karbohidrat yang setia kalian sediakan

Harganya tak dapat kalian sendiri menentukan



Sedangkan kami orang perkotaan

Bila kami memproduksi sesuatu

Dan bila tentang harga, ada yang mencoba campur tangan

Kami orang kota akan berteriak habis-habisan

Dan mengacungkan tinju, setinggi awan



Kalian seperti bandul yang diayun-ayunkan

Antara swasembada dan tidak swasembada

Antara menghentikan impor beras dengan mengimpor beras

Swasembada tidak swasembada

Menghentikan impor beras mengimpor beras

Bandul yang bingung berayun-ayun

Bandul yang bingung diayun-ayunkan



Petani saudaraku

Aku terpaksa mengaku

Kalian selama ini kami jadikan objek

Belum jadi subjek

Berpuluh-puluh tahun lamanya

Aku malu



Didalam setiap pemilihan umum dilangsungkan

Kepada kalian janji-janji diumpankan

Tapi sekaligus ke arah kepala kalian

Diacungkan pula tinju ancaman

Dulu oleh pemerintah, kini oleh partai politik

Dan kalian hadapi ini

Antara kesabaran dan kemuakan

Menonton dari kejauhan

DPR yang turun, DPR yang naik

Presiden yang turun dan presiden yang naik

Nasib yang beringsut sangat lamban

Dan tak kudengar dari mulut kalian

Sepatah katapun diucapkan



Saudaraku,

Ditengah krisis ini yang seperti tak habis-habis

Di tengah azab demi azab menimpa bangsa

Kami berdoa semoga yang selama ini jadi objek

Dapatlah kiranya berubah menjadi subjek

Jangka waktunya pastilah lama

Tapi semuanya kita pulangkan

Kepada Tuhan

Ya Tuhan

Tolonglah petani kami

Tolonglah bangsa kami

Amin.

personality tree, apa karakter dirimu?

Karakter-karakter manusia dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar sesuai dengan bagian-bagian dari tumbuhan.
1. Akar, merupakan bagian yang tertanam di dalam tanah, memiliki fungsi sebagai penyokong seluruh bagian tumbuhan dan bagian untuk mencari bahan makanan.
kelebihan orang karakter akar adalah: prosedural, objektif, suka terhadap data, sempurna, teliti, suka grafik, dan pekerja tekun.
namun, kekurangan orang akar adalah mudah frutasi, pesimis, njilemet, lamban menuntaskan, sulit memulai bicara.
2. Buah, merupakan bagian tanaman yang disukai banyak orang karena memiliki rasa yang manis dan enak. Begitu pula dengan orang karakter buah, juga mudah disukai banyak orang karena memiliki kelebihan: antusias, berani, optimis, pandai bicara, pandai bergaul, lincah, energik. Sedangkan sisi negatifnya adalah egois, suka janji, pelupa, tidak konsisten, ceroboh, tidak teratur.
3. Cabang, merupakan bagian tumbuhan yang kuat dan mampu menyokong tegaknya tumbuhan. Karakter cabang sisi positifnya adalah visioner, percaya diri, melindungi, pemberi solusi, cepat, praktis, dan good leader. Sedangkan sisi negatifnya adalah ambisius, sombong, otoriter, tidak sabaran, dan tidak suka dipimpin.
4. Daun, bagian tumbuhan yang memberikan kesejukan dan kerindangan. Orang daun sisi baiknya adalah damai, menyejukkan, penurut, tidak suka konflik, sabar, dan mudah adaptasi. Sedangkan sisi buruknya adalah tidak antusias,angin-anginan, takut memutuskan, malas, dan tidak bisa menolak.

Karakter apakah yang dominan dalam diri kita? Seringkali karakter kita sudah bercampur dan tidak dominan di satu bagian. Itu adalah wajar dengan bertambahnya umur, hubungan sosial, dan tambahnya pengalaman sehingga adanya percampuran karakter.
Dengan mengetahui karakter dalam diri kita, semoga kita bisa menghilangkan hal-hal negatif yang ada dalam diri sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas diri kita. amiiin

Mengangkat air irigasi dengan kincir air di Asembagus Jatim





PEMANFAATAN LIMBAH ONGGOK TAPIOKA MENJADI MINYAK

Nama : Farid Abdu Qohar NRP : F34070003

PEMANFAATAN LIMBAH ONGGOK TAPIOKA MENJADI MINYAK

Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan penting dalam pembangunan industri nasional, sekaligus dalam perekonomian keseluruhan. Perkembangan industri pangan nasional menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Hal ini ditandai oleh berkembangnya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang berasal dari sektor pertanian. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (1995) dalam Hadiwihardjo (1998), jumlah industri pangan berskala menengah besar dengan jumlah investasi di atas 600 juta berjumlah 1.343 unit usaha, yang meliputi 27 jenis industri. Total kapasitas industri mencapai 33.85 juta ton pertahun dengan total investasi 20.17 trilyun.

Dalam industri pangan, limbah dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Limbah industri pangan juga dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan (Jenie dan Rahayu, 1990).

Pada umumnya, limbah industri pangan tidak membahayakan kesehatan masyarakat, karena tidak terlibat langsung dalam perpindahan penyakit. Akan tetapi kandungan bahan organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai sumber makanan untuk pertumbuhan mikroba (Jenie dan Rahayu, 1990).

Banyak contoh limbah industri pangan yang menimbulkan pemcemaran lingkungan, salah satu contohnya adalah limbah industri tapioka. Industri tapioka mengolah singkong sebagai bahan baku utama menjadi tepung tapioka. Di Indonesia industri tepung tapioka tersebar di beberapa daerah antara lain; Kediri, Madiun, Pati, Banyumas, Kuningan, Garut, dan Ciamis.

Limbah industri tapioka terdiri dari dua jenis, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair akan mencemari air, sedangkan limbah padat akan menimbulkan bau yang tidak sedap, apabila tidak ditangani dengan tepat. Onggok tapioka merupakan limbah padat industri tapioka yang berupa ampas hasil ekstraksi dari pengolahan tepung tapioka. Dalam industri tapioka dihasilkan 75% onggok tapioka dari total bahan baku yang digunakan

Jumlah onggok tapioka yang dihasilkan dari industri kecil dengan bahan baku lima kg per hari menghasilkan onggok tapioka sebanyak 3,75 kg. Sedangkan industri menengah dengan bahan baku rata-rata sebanyak 20 kg per hari menghasilkan 15 kg onggok tapioka dan industri besar dengan bahan baku 600 kg per hari dapat menghasilkan onggok tapioka sebanyak 450 kg. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah onggok yang dihasilkan dari industri tepung tapioka sangat besar.

Sistem penanganan limbah yang digunakan dewasa ini adalah pemberian perlakuan dan pembuangan limbah ke saluran pembuangan. Menurut Loehr (1977), teknologi penanganan limbah yang dapat diterapkan untuk jenis industri pangan adalah dengan cara penanganan biologik, pengendalian di dalam pabrik, filtrasi pemisahan padatan biologik. Sistem seperti ini membutuhkan perlakuan cara-cara kimia atau biologik, dan hal ini umumnya membutuhkan biaya yang mahal (Jenie dan Rahayu, 1990). Oleh karena itu, untuk menekan biaya yang tinggi tersebut dapat dilakukan pemisahan kembali produk-produk yang berguna dari limbah tersebut.

Onggok tapioka merupakan limbah industri pangan yang jumlahnya sangat banyak dan akan menjadi polusi bila tidak segera ditangani. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk memanfaatkan onggok tapioka dengan mengolahnya kembali menjadi suatu produk, sehingga pencemaran lingkungan dapat berkurang dan nilai guna onggok dapat meningkat. Pengolahan onggok tapioka menjadi minyak merupakan suatu cara alternatif penanganan limbah secara efektif, karena dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan nilai guna serta nilai ekonomis onggok.

Menurut Ketaren (1986), minyak dan lemak sebagai bahan pangan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu lemak atau minyak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak, lemak dan minyak yang dimasak bersama bahan pangan, atau dijadikan sebagai medium penghantar panas dalam memasak bahan pangan. Selain kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak dan minyak berfungsi sebagai bahan pembuat sabun, bahan pelumas, sebagai obat-obatan, dan sebagai pengkilat cat.

POTENSI PEMANFAATAN ONGGOK SINGKONG SEBAGAI MAKANAN TERNAK

Nama : Farid Abdu Qohark

NRP : F34070003

POTENSI PEMANFAATAN ONGGOK SINGKONG SEBAGAI MAKANAN TERNAK

Indonesia dikenal sebagai negara tropika dan memiliki tanah yang subur. Beragam tumbuhan pangan maupun non pangan mampu tumbuh subur di Indonesia. Tidak sedikit penduduk yang bergantung pada hasil dari pengolahan tanaman, tidak heran pula Indonesia menyandang sebagai negara agraris. Berbagai bahan pertanian dihasilkan mampu untuk menutupi kebutuhan pangan penduduk. Bahan pertanian yang akrab dikonsumsi diantaranya beras, sagu, jagung, singkong, talas, ubi jalar, dan lain sebagainya.

Namun, sebagai negara agraris Indonesia belum bisa memanfaatkan potensinya secara maksimal. Ketergantungan terhadap beras, impor gandum yang sangat tinggi, dan belum terberdayanya sumber pangan lainnya merupakan masalah yang sedang dihadapi indonesia. Adanya upaya untuk memanfaatkan sumber pangan lain memberikan peluang usaha pembuatan tepung tapioka dari singkong berkembang. Di berbagai daerah mulai bermunculan industri pembuatan tapioka

Di samping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak dan minyak berfunsi sebagai bahan pembuat sabun, bahan pelumas, sebagai obat-obatan, dan sebagai pengkilat cat ( Ketaren, 1986).

Menurut Ketaren (1986) minyak dan lemak sebagai bahan pangan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Lemak atau minyak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak ( edible fat consumed uncooked )

2. Lemak dan minyak yang dimasak bersama bahan pangan, atau dijadikan sebagai medium penghantar panas dalam memasak bahan pangan

PKM Pembuatan Pupuk Organik sebagai Solusi Limbah Ternak Sapi Perah di Desa Pamijahan Kabupaten Bogor

A. JUDUL PROGRAM

Pembuatan Pupuk Organik sebagai Solusi Limbah Ternak Sapi Perah di Desa Pamijahan Kabupaten Bogor

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Desa Pamijahan merupakan sebuah desa di Kabupaten Bogor yang terkenal dengan kawasan peternakan sapi perah. Di kawasan seluas 150 ha itu terdapat 200 peternak sapi perah berskala kecil, dengan pemilikan sapi 5 - 10 ekor/peternak dan memiliki lahan kebun rumput seluas 0.42 ha/peternak. Masyarakat di sini hampir seluruhnya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah.

Pada awalnya, terbukti bahwa pembangunan peternakan sapi perah ini sangat membantu para peternak, dan merupakan suatu terobosan dalam mensejahterakan masyarakat. Kawasan tersebut menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang penting bagi masyarakat sekitarnya. Namun tidak lama kemudian, krisis ekonomi yang melanda Indonesia mengakibatkan terpuruknya kinerja peternak di kawasan tersebut. Sebagai akibat melonjaknya harga pakan (62.75%/tahun) yang tidak disertai dengan kenaikan harga susu (16,25%/tahun) yang memadai, maka kondisi peternakan di kawasan tersebut dari hari ke hari semakin merosot.

Penghasilan para peternak hanya tergantung pada jumlah susu yang dihasilkan oleh sapi perahnya. Akibatnya mereka memiliki keuntungan yang sangat minim bahkan mengalami kerugian. Mereka belum menyadari bahwa diversifikasi usaha dari sapi perah dapat menambah penghasilan mereka. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh warga Desa Pamijahan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengolah limbah ternak sapi perah menjadi pupuk organik.

Sapi perah dapat menghasilkan limbah kotoran sebanyak 2 kg per harinya. Apabila limbah tersebut tidak mampu diolah dengan baik akan menjadi suatu permasalahan baru di Desa Pamijahan. Selama ini, sebanyak 80% limbah belum diolah secara maksimal. Limbah hanya dibersihkan dari kandang dan dibuang mengikuti saluran air. Akibatnya terjadi polusi yang sangat merugikan kehidupan warga desa tersebut. Seringkali air yang dipakai memenuhi kebutuhan sehari-hari mengalami pencemaran dan sangat mengganggu kesehatan. Bau yang dihasilkan pun juga sangat menyengat.

Kandungan limbah kotoran sapi perah belum lengkap apabila digunakan sebagai pupuk. Oleh karena itu, perlu ditambahkan bahan lain seperti serbuk gergaji, dedak, dan nutrisi lainnya sehingga pupuk organik yang dihasilkan mampu menyuplai hara dalam tanah yang diperlukan oleh tumbuhan. Manfaat pupuk organik dalam tanah adalah (1) menyediakan hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si, (2) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta (3) dapat bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga ion logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe dan Mn dapat dikurangi (Suryahadi dan Piliang, 1999). Selain itu, fungsi biologis pupuk organik adalah sebagai sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang dalam siklus unsur hara sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan pemakaian sumber daya alam yang terbarukan. Pupuk organik juga dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun bagi tanaman serta dapat digunakan untuk mereklamasi lahan bekas tambang dan lahan yang tercemar.

Akhir-akhir ini pemakaian pupuk organik semakin digalakkan mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di Indonesia, baik lahan kering maupun lahan sawah, mempunyai kandungan bahan organik tanah yang rendah (<2%) (Balai Penelitian Tanah, 2005). Perbaikan terhadap lahan tersebut harus dilakukan dengan menambahkan pupuk organik sehingga kandungan organiknya seimbang.

Melihat kondisi tersebut, Desa Pamijahan memiliki potensi sebagai penghasil pupuk organik. Ditunjang ketersediaan bahan baku berupa limbah kotoran sapi perah yang sangat melimpah. Hal tersebut seharusnya mampu menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Desa Pamijahan selain susu sapi itu sendiri.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Peternak sapi perah membuang limbah ternaknya langsung ke saluran air sehingga dapat menyebabkan pencemaran air maupun udara.

2. Peternak sapi perah belum mempunyai keterampilan tentang teknik pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik.

3. Selain menghasilkan susu sapi, Desa Pamijahan memiliki potensi sebagai penghasil pupuk organik.

D. TUJUAN

Tujuan yang ingin diperoleh dari kegiatan ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan dasar terhadap peternak sapi perah mengenai penanganan limbah ternak secara tepat sehingga tidak menghasilkan polusi.

2. Memberikan keterampilan terhadap peternak sapi perah mengenai pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran sapi.

3. Memberikan ketrampilan terhadap peternak sapi perah mengenai teknik manajemen produksi pupuk organik dari limbah kotoran sapi perah.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Peternak sapi perah mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya pengolahan limbah ternak yang tidak menghasilkan polusi terhadap lingkungan.

2. Peternak sapi perah mendapatkan keterampilan mengenai pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran sapi serta memiliki kemampuan memproduksi pupuk organik yang nantinya dapat dipakai sendiri maupun dijual kepada petani.

3. Peternak sapi perah mendapatkan teknik manajemen produksi pupuk organik dari limbah kotoran sapi.

F. KEGUNAAN

Permasalahan peternak di Desa Pamijahan adalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah kotoran sapi. Sebagian besar limbah dibuang langsung ke saluran air, akibatnya terjadi polusi udara dan kontaminasi air, sehingga dapat mengganggu kehidupan dan kesehatan warga desa.

Melalui program pengabdian masyarakat diharapkan masalah pengolahan limbah ternak dapat teratasi. Masyarakat mampu memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik, sehingga kotoran ternak dapat diserap keseluruhan menjadi pupuk organik. Dengan keterampilan pembuatan dan teknik manajemen produksi tersebut peternak mampu memproduksi pupuk organik sehingga secara ekonomi dapat menambah penghasilan mereka.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat akan dilaksanakan di Desa Pamijahan Kabupaten Bogor, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah. Tercatat terdapat 200 kavling peternakan yang terbagi dalam 4 wilayah. Tiap kavlingnya terdapat sapi perah berkisar antara 5-10 ekor.

Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa akan dilakukan dengan 4 kali pelatihan sesuai dengan jumlah pembagian wilayah yang ada. Setiap kali pelatihan akan melibatkan 2 orang dari perangkat desa sebagai wakil dan pemantau dari pihak pemerintahan dan melibatkan 15 peternak sapi untuk mewakili wilayahnya masing-masing.

H. METODE PELAKSANAAN

Metode yang akan digunakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat adalah transfer ilmu dengan memberikan pelatihan pengolahan limbah ternak sapi perah, proses pembuatan pupuk organik, penggunaan bahan-bahan pupuk organik, cara produksi secara semi massal. Pelatihan pengolahan limbah ternak sapi perah ini diadakan setelah satu kali diadakan praktek pembuatan pupuk organik. Ini dimaksudkan agar masyarakat tahu akan wujud dan bentuk dari pupuk organik yang tidak berbau seperti limbah ternak sapi perah sebelumnya sehingga tidak menimbulkan polusi udara. Pelatihan juga disertai dengan penyampain materi tentang pengolahan limbah ternak sapi perah, cara pembuatan dan teknik manajemen produksi serta potensi dan keunggulan pupuk organik.

Namun, sebelum melakukan praktik pembuatan pupuk organik, harus disiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang menunjang dalam pembuatan pupuk organik. Pembuatan saung digunakan sebagai peneduh dalam pembuatan pupuk organik agar bakteri dekomposer tidak terhambat aktivitasnya dan pengomposan pupuk sempurna. Saung ini terbuat dari bambu beratapkan asbes. Di dalam saung, terdapat lima bak atau kolam seperti yang terlihat pada Gambar 1. Empat bak atau kolam tersebut berfungsi sebagai tempat pengomposan atau fermentasi limbah kotoran ternak sapi perah menjadi pupuk organik. Sementara, satu bak sebagai tempat penampungan dan pematangan.

Gambar 1. Bak tempat pengolahan pupuk organik

Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan pupuk organik dipersiapkan terlebih dahulu. Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan bahan kotoran sapi sebanyak 100 kg, serbuk gergaji 20 kg, dan dedak padi 2 kg. Ketiga bahan tersebut dicampur hingga merata. Setelah itu, gula, bakteri dekomposer, nutrisi dilarutkan dalam air. Penggunaan larutan gula ini digunakan sebagai media untuk tumbuhnya bakteri dekomposer. Larutan tersebut disiramkan pada adonan dari bahan awal. Kemudian keduanya dicampur hingga homogen.

Pembuatan adonan tadi dilakukan pada bak pertama. Selanjutnya dibuat gundukan dan biarkan selama seminggu. Setelah itu, adonan dibalik dan dipindahkan ke dalam bak selama seminggu dan pada bak pertama dapat dibuat adonan awal lagi, begitu seterusnya sampai bak keempat. Pada bak kelima, pupuk organik ditampung untuk mengalami pematangan. Hal ini berarti waktu yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik sekitar empat minggu atau satu bulan dan bisa menghasilkan pupuk organik jadi tiap minggunya. Pupuk organik yang dibuat dikatakan berhasil apabila adonan dipegang tidak lengket, tidak bau dan tidak panas, warna lebih legam atau mengkilat. Hal ini diakibatkan adanya pengomposan oleh bakteri dekomposer. Pupuk organik yang sudah matang kemudian diayak untuk mendapatkan tekstur pupuk organik yang halus. Selanjutnya, pupuk organik dikemas dalam karung.

Kandungan hara pupuk organik tergantung bahan organik yang dipakai. Limbah kotoran ternak mengandung unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fospat (P2O5), Kalium (K2O) dan Air (H2O). Meskipun jumlahnya tidak banyak, dalam limbah ini juga terkandung unsur hara mikro diantaranya Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), dan Boron (Bo). Dengan kata lain, pupuk organik yang telah dibuat mengadung unsur hara tersebut. Kandungan yang dimiliki dapat menambah unsur hara dalam tanah, dan mencegah erosi.

I. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan PKM ini akan dilaksanakan selama enam bulan, sesuai dengan jadwal yang telah dibuat seperti Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jadwal kegiatan

Keterangan

Waktu ( Bulan)

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

Persiapan alat dan bahan

Pembuatan pupuk organik

Pemberian pelatihan

Pemantauan hasil pelatihan

Pembuatan laporan

J. RANCANGAN BIAYA

Kegiatan PKM ini memerlukan bahan dan alat-alat dalam pelaksanaaanya. Oleh karena itu diperlukan adanya rincian biaya yang secara lengkap dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Rancangan biaya

No

Spesifikasi

Jumlah satuan

Harga Satuan (Rp.)

Harga Total (Rp.)

1

Bahan habis pakai

Bakteri dekomposer

5 botol

25.000

125.000

Gula

10 kg

8.000

80.000

Serbuk gergaji

100 kg

2.000

200.000

Dedak padi

10 kg

3.000

30.000

2

Peralatan penunjang pkm

Cangkul

5 buah

50.000

250.000

Sekop

5 buah

50.000

250.000

Ember 5 liter

5 buah

15.000

75.000

Ember 25 liter

2 buah

60.000

120.000

Selang

40 meter

2.500

100.000

Semen

4 sak

120.000

480.000

Kereta dorong

1 buah

250.000

250.000

Batu bata

500 buah

350

175.000

Pasir

1 pick-up

400.000

Asbes

10 buah

25.000

250.000

Karung

100 buah

3.000

300.000

Tali

15 meter

1.000

20.000

Bambu

30 batang

7.000

210.000

Paku reng

2 kg

10.0000

20.000

Takaran air 2 liter

2 buah

25.000

50.000

Ayakan

1 buah

50.000

50.000

Sabit

4 buah

20.000

80.000

3

Perjalanan

Transportasi

800.000

4

Biaya Pelatihan

Konsumsi Peserta (2x)

68

10.000

680.000

Sewa tempat untuk saung

4 bulan

500.000

2.000.000

Sewa LCD proyektor

4 hari

250.000

1.000.000

Penggandaan makalah

68

8.000

544.000

Sewa Wireless

4 hari

30.000

120.000

Administrasi

350.000

5

Pembuatan proposal

Pengetikan

50.000

Penggandaan

150.000

6

Pembuatan laporan

Flashdisk

3 buah

90.000

270.000

Pengetikan

50.000

Penggandaan

150.000

7

Dokumentasi

Film + cuci cetak

300.000

Total

9.979.000

K. BIODATA KETUA, ANGGOTA PELAKSANA, DAN DOSEN PEMBIMBING

1. Biodata Ketua

a. Nama Lengkap : Farid Abdul Qohar

b. NIM : F34070003

c. Fakultas/Progam Studi : Fakultas Teknologi Pertanian/ Teknologi Industri Pertanian

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu

2. Biodata Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap : Alifah Nuru Fajarani

b. NIM : F34070024

c. Fakultas/Progam Studi : Fakultas Teknologi Pertanian/ Teknologi Industri Pertanian

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu

a. Nama Lengkap : Priska Widya Ariyani

b. NIM : F24080006

c. Fakultas/Progam Studi : Fakultas Teknologi Pertanian/Ilmu dan Teknologi Pangan

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu

a. Nama Lengkap : Dimas Kholis

b. NIM : F14080082

c. Fakultas/Progam Studi : Fakultas Teknologi Pertanian/Teknik Pertanian

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu

a. Nama Lengkap : Suba Santika Widara

b. NIM : F24080046

c. Fakultas/Progam Studi : Fakultas Teknologi Pertanian/Ilmu dan Teknologi Pangan

d. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu

3. Biodata Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Andes Ismayana, MT.

b. Golongan Pangkat dan NIP : III B/ Penata Muda Tk.I/ 19701219 199802 1 001

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Jabatan Struktural : -

e. Fakultas/Progam Studi : Fakultas Teknologi Pertanian/ Teknologi Industri Pertanian

f. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

g. Bidang Keahlian : Teknologi Industri Pertanian


Lampiran 1. Daftar riwayat hidup ketua dan anggota kelompok

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Kelompok

1. Nama : Farid Abdul Qohar

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Yogyakarta, 31 Juli 1988

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Alamat Tetap : Jalan K.H Asy’ari No. 61 Genteng Banyuwangi

6. Alamat Sementara : Jalan Babakan Lio No. 9 RT 2 RW 11 Kel. Balumbang Jaya Dramaga, Bogor

7. Riwayat Pendidikan : SD Muhammadiyah 06 Genteng Banyuwangi

SMPN 1 Genteng Banyuwangi

SMA Darul Ulum 2 Jombang

Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor

8. Motto Hidup : Mission ini possible

9. Pengalaman Organisasi : Staff Infokom BEM TPB 44 th. 2007-2008

Staff HRD Himalogin IPB 2008-2009

Ketua Imajatim IPB th 2008-2009

Kepala divisi internal Ikatan Alumni Darul Ulum (IKALUM IPB) 2008-2009

Staff PSDM OMDA Lare Blambangan IPB 2008-2009

10. Email : doelenan@yahoo.com

11. Pengalaman Kepanitaan : Ketua pelaksana team building Himalogin 2008

Ketua Seminar dan Talkshow Pertanian Lare Blambangan 2009 (SEMESTA 2009) Lare Blambangan IPB

Anggota divisi dekorasi Agroindustri Days 2008 Himalogin IPB

Kepala divisi sponsorship Fateta Art and Tehnology 2009 (Tetranology 2009) BEM Fateta IPB 2008-2009

12. Prestasi : -

13. Karya Tulis yang pernah dibuat : -

Anggota Pelaksana I

1. Nama : Alifah Nuru Fajarani

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Jombang, 29 November 1989

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat Tetap : Jalan Troyowongso No. 46 Mojowarno, Jombang

6. Alamat Sementara : Jalan Babakan Tengah No. 40 Babakan Tengah Dramaga, Bogor

7. Riwayat Pendidikan : SDN 1 Mojowarno Jombang

SMPN 1 Ngoro Jombang

SMAN 1 Jombang

Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor

8. Motto Hidup : Serius, Senyum, Santai

9. Pengalaman Organisasi : Anggota Pramuka SMPN 1 Ngoro (2001-2004)

Anggota KIR SMAN 1 Jombang (2004-2006)

Bendahara Jurnalistik SMAN 1 Jombang (2005-2006)

Sekretaris Jombang Agrostudent Community (2008-sekarang)

10. Email : al_noerfa@yahoo.com

11. Pengalaman Kepanitaan : Anggota Divisi Publikasi, Dokumentasi, dan Dekorasi Together 2008 Himalogin IPB

Anggota Divisi Konsumsi SAKERAH 2009 Imajatim IPB

Anggota Divisi Publikasi, Dokumentasi, dan Dekorasi Hagatri 2009 Himalogin IPB

Bendahara II Agroindustry Days 2009 Himalogin IPB

12. Prestasi : Juara II Paralel Kelas XII IPA se-SMAN 1 Jombang Tahun 2006

Juara Harapan 1 PIMPIKNAS FPIK IPB se-Jawa, Bali, Sumatera

13. Karya Tulis yang Pernah Dibuat : Optimalisasi Lahan Pekarangan Rumah sebagai Budidaya Ikan Lele

Anggota Pelaksana II

1. Nama : Dimas Kholis

2. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 12 Oktober 1990

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Alamat Tetap : Jalan Kali Judan Taruna IV No.62 Surabaya

6. Alamat Sementara : Jalan Babakan Lebak Wisma AL-IZZAH,Darmaga Bogor

7. Riwayat Pendidikan : SDN Pacar Keling VII Surabaya

SMPN 37 Surabaya

SMA DARUL ULUM 1 Jombang

Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor

8. Motto hidup : Hidup adalah Ibadah

9. Pengalaman Organisasi : KETUA IKAPPDAR Surabaya (2006-2007)

Sekretaris IKAPPDAR Surabaya (2005-2006)

Staff OSIS SMPN 37 Surabaya (2002 -2005)

Staff IKATAN ALUMNI DARUL ULUM (IKALUM IPB)(2008-2009)

Staff Divisi Agritech BEM FATETA IPB (2008- sekarang)

10. Email : dico121990@yahoo.com

11. Prestasi : Finalis Sains and Relegion SMAN 5 se-Jatim

Peserta PASKIBRAKA Tingkat Provinsi Jawa timur

12. Karya Tulis yang pernah dibuat : -

Anggota Pelaksana III

1. Nama : Priska Widya Ariyani

2. Tempat/ tanggal Lahir : Lampung Tengah, 7 Juli 1990

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat Tetap : Jalan Kepiting ABATA KR. ENTE RT 003 RW 002 Sobo, Banyuwangi

6. Alamat Sementara : Jalan Babakan Raya Gang V No. 200, Darmaga, Bogor

7. Riwayat Pendidikan : SDN 1 Kepatihan Banyuwangi

SMPN 1 Banyuwangi

SMAN 1 Glagah Banyuwangi

Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor

8. Motto hidup : Always Allah in my soul.

9. Pengalaman Organisasi : Drum Band SDN Kepatihan 1 Banyuwangi (2000-2002)

Sekretaris PMR SMPN 1 Banyuwangi (2002-2003)

Kadiv Syiar Dewan Musholla Al-Mahabbah Asrama Putri TPB IPB (2008-2009)

Div. Acara Dewan Gedung A2 Asrama Putri TPB IPB (2008-2009)

Anggota FORCES IPB (2008- sekarang)

10. Email : priska_widya@yahoo.com

11. Prestasi : Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Kimia Tingkat Kabupaten Banyuwangi (April,2007)

Juara Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam Medspin (Medical Science and Application Competition se-Jawa Bali dan Lombok)

Airlangga School of Medicine Surabaya (Desember,2007)

Semifinalis Medspin (Medical Science and Application Competition se-Jawa Bali dan Lombok) Airlangga School of Medicine Surabaya (Desember,2007)

12. Karya Tulis yang pernah dibuat : -

Anggota Pelaksana IV

1. Nama : Suba Santika Widara

2. Tempat/ tanggal Lahir : Bogor, 2 November 1990

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat Tetap : Jalan Sawo Desa Sukamantri Rt. 6/10 Ciapus Kabupaten Bogor

6. Alamat Sementara : Wisma Kamila Jalan Babakan Lebak Rt.03/06 Darmaga, Bogor

7. Riwayat Pendidikan : SDN Sirnagalih 5 Bogor

SMPN 7 Kota Bogor

SMAN 3 Kota Bogor

Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor

8. Motto hidup : Do the best

9. Pengalaman Organisasi : Staff departemen kominfo BEM TPB 45 IPB

10. Email : subasantika.itp45@rocketmail.com

11. Prestasi : Lulusan terbaik SMPN 7 Bogor.

12. Karya Tulis yang pernah dibuat : -

Lampiran 2. Daftar riwayat hidup dosen Pembimbing

DAFTAR RIWAT HIDUP

Nama Lengkap : Ir. Andes Ismayana, MT

Golongan Pangkat/NIP : IIIB/19701219 199802 1 001

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Desember 1970

Jabatan Struktural : Staff Pengajar Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas/Program studi : Fakultas Teknologi Pertanian/Teknologi Industri Pertanian

Alamat Rumah : Jl. Wijaya 54 RT 005/06 Jatirahayu,Bekasi

Bidang Keahlian : Teknik Lingkungan

Jenjang Karir : Dosen TIN Fateta IPB (tahun 1997-sekarang)

Pengalaman Mengajar : Dosen Mata Kuliah Manajemen Lingkungan industri

Dosen Mata Kuliah Tata Letak dan Penanganan Bahan

Dosen Pembimbing

Ir. Andes Ismayana, MT

NIP. 19701219 199802 1 001

Lampiran 3. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan

Pengolahan kotoran sapi perah menggunakan teknologi pengomposan yang mana kotoran sapi perah difermentasi menggunakan bakteri decomposer yang dapat merubah kandungan bahan organik pada kotoran tersebut. Pada bentuk fisiknya terjadi perubahan warna, bentuk, dan bau. Hasil dari pengomposan menghasilkan pupuk organik yang berbentuk seperti tanah dan tidak berbau seperti kotoran sapi sebelumnya.

Penggunaan kolam atau bak pengomposan sebanyak tahap dimaksudkan untuk menyempurnakan proses pengomposan. Pada bak pertama merupakan tahap awal yang mana semua bahan dicampur secara merata dan dibiarkan selama seminggu. Perlakuan pada bak kedua yaitu, pemindahan bahan dari bak pertama pada minggu kedua Ini ditujukan agar bahan lebih merata pencampurannya dan proses pengomposan dapat berjalan dengan sempurna. Selain itu, gundukan adonan jangan dipadatkan agar kelembabannya tidak terlalu tinggi. Perlakuan di bak ketiga adalah proses pengomposan tahap akhir yang mana bahan dari bak kedua dipindahkan ke bak ketiga pada minggu ketiga. Sementara perlakuan di bak keempat adalah proses pematangan pupuk yaitu pemindahan bahan dari bak keempat pada minggu keempat. Selanjuntnya, pupuk organik dipindah ke bak kelima untuk mengalami pematangan. Pada bak kelima inilah yang dapat dikatakan sebagai pupuk organik matang.

Selama proses pengomposan, setiap minggunya harus diperiksa kadar air atau kelembapannya dan temperaturnya. Kelembaban diukur dengan meremas atau memegang adonan. Kelembaban pupuk organik dikatakan stabil jika adonan tidak akan lengket atau menempel di tangan ketika dipegang. Adonan akan mengalami kenaikan temperatur tiap harinya. Hal ini diakibatkan karena adanya aktivitas bakteri dekomposer.

Kotoran sapi hanya mengandung unsur hara yang kurang lengkap, sehingga dalam pembuatan pupuk organik perlu adanya bahan tambahan sepert serbuk gergai, dedak padi, dan nutrisi lainnya. Penambahan larutan gula dimaksudkan sebagai media tumbuh bakteri decomposer agar bakteri mampu tumbuh secara optimal.


Lampiran 4. Denah Lokasi



Lampiran 5. Kondisi Peternakan Sapi Perah

Gambar 6. Saluran pembuangan kotoran sapi

Gambar 5. Rumah peternak sapi perah

Gambar 4. Ladang Rumput

Gambar 3. Saluran pembuangan kotoran sapi

Gambar 2. Kandang di peternakan sapi


Lampiran 6. Surat Pernyataan Kerja Sama