Minggu, 12 Juni 2011

Grassroot Innovation


Sebagai mahasiswa tentunya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). PKM merupakan suatu program yang dibidani DIKTI sebagai upaya untuk mendongkrak kreativitas mahasiswa dan memberikan kesempatan untuk merealisasikan idenya melalui pembuatan proposal. Jika proposal itu lolos maka penyusun akan mendapatkan sejumlah dana untuk menjalankan ide dan kreativitasnya. Belakangan, dana yang diberikan juga semakin meningkat dengan jumlah yang signifikan karena adanya kebijakan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Bahkan, untuk tahun ini 1 proposal memiliki potensi untuk didanai sampai 10 juta. Sungguh suatu penghargaan yang luar biasa terhadap kreativitas dan ide seorang "mahasiswa". Beruntunglah bagi kita yang bisa merasakan menjadi mahasiswa dan pernah lolos PKMnya (share aj: aku ga pernah lolos PKM bro)...

Tapi, apakah pernah kita memperhatikan suatu kreativitas yang tumbuh di masyarakat. Kreativitas yang diciptakan oleh orang yang tidak pernah mengenyam kuliah atau bahkan tidak pernah sekolah? Suatu kreativitas yang tumbuh secara alami karena tuntutan alam, lingkungan, dan keadaan sebagai upaya manusia untuk beradaptasi. Saya menyebutnya disini "grassroot innovation", suatu inovasi yang sangat efektif, jujur, dan bermanfaat.

Di awal tahun 2010, saya pernah melakukan riset di daerah Situbondo Jawa Timur. Di kawasan tersebut memiliki cuaca ekstrim (panas) sehingga lahan gersang dan sulit untuk ditanami tumbuhan. Bukit-bukit cadas dan lahan terbengkalai menjadi pemandangan yang lumrah. Namun, ada suatu kawasan yang dilewati aliran sungai yang sangat deras debit airnya. Akan tetapi aliran air sungai berada di bawah lahan pertanian, sehingga air sungai tidak bisa dimanfaatkan untuk irigasi lahan.

Ada pemandangan menarik, kincir air berjejer di sepanjang sungai tersebut. Ya, kincir air digunakan sebagai alat untuk menaikkan air agar bisa dialirkan ke lahan pertanian. Prinsip kerjanya sederhana, kincir air diletakkan di atas permukaan air sehingga ujung kincir air terendam air sungai. Kincir akan berputar karena mendapatkan dorongan dari energi kinetik yang ditimbulkan oleh aliran air. Setiap rusuk ujung rusuk kincir air dipasang botol bekas sehingga pada waktu terendam botol akan terisi air dan disaat botol berada di posisi atas kincir, air akan terbuang keluar botol untuk ditampung. Tempat penampungan tersebut, memiliki saluran air berupa bambu atau selang untuk mengalirkan air ke lahan.

Inovasi yang dibuat oleh orang yang tidak pernah mengenyam ilmu fisika di bangku sekolah namun bisa menerjemahkan dengan luar biasa dinamika dalam ilmu fisika. Suatu mahakarya sebagai upaya manusia untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan ekstrim. Suatu inovasi yang sangat aplikatif dan berguna.

Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah kita (mahasiswa) mampu berbuat lebih atau minimal sama?? Mahasiswa yang dianggap sebagai "agent of change" tidak tahu apakah itu hanyalah sebuah jargon atau sudah mampu diimplementasikan dengan baik. Hanya diri kita sendiri yang mampu menjawabnya....

Buitenzorg, 12-06-2011 (22.03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar